Gelar Reses, Dini Inayati Ajak Warga Candisari Pilah Sampah Dimulai dari Rumah
SEMARANG - Dini Inayati Anggota Dewan Perempuan Komisi C DPRD Kota Semarang Jawa Tengah Fraksi PKS Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Semarang III menggelar kegiatan reses pada hari Sabtu (23/8/2025) di Balai RW XI Tegalsari, Candisari, Semarang.
Dalam pertemuan tersebut, Dini menyoroti pentingnya mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah. Ia mengajak warga untuk menjadikan budaya memilah sampah sebagai kebiasaan sehari-hari dan menjadi penggerak dalam mengolah sampah dari rumah masing-masing.
Warga Candisari menyambut baik ajakan tersebut dan memberikan beberapa masukan. Salah satu warga meminta agar remaja dilibatkan, mengingat mereka adalah konsumen utama produk praktis yang menghasilkan banyak sampah. Warga juga menanyakan kemungkinan pengadaan alat pemecah kaca, karena sampah jenis ini sulit dijual kepada pengepul. Dini Inayati merespons positif permintaan ini dan menyatakan bahwa alat pemecah kaca bisa diajukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dini Inayati menjelaskan bahwa tantangan utama dalam pengelolaan sampah terletak pada pola pikir masyarakat Indonesia yang belum menganggap sampah sebagai tanggung jawab pribadi. Menurutnya, dibutuhkan dukungan kuat dari pemerintah untuk mendorong perubahan ini. Ia juga menegaskan perlunya regulasi yang jelas untuk mempercepat sistem pemilahan sampah.
“Dorong sistem pemilahan sampah melaju pesat. Contohnya seperti sampah kaca yang tidak laku, solusinya yaitu menyusun regulasinya dahulu,” ujar Dini. Ia juga menyatakan harapannya agar sistem ini bisa diimplementasikan secara ideal di seluruh Kota Semarang.
Masalah sampah di Semarang kini semakin mendesak. Dini Inayati menyebutkan bahwa TPA Jatibarang akan ditutup karena mendapat peringatan dari Dinas Lingkungan Hidup. Penutupan ini memicu masalah baru, yaitu munculnya TPA ilegal di Rowosari. Fenomena ini menunjukkan adanya celah dalam sistem pengelolaan sampah yang harus segera diatasi.
Dini Inayati juga secara pribadi pernah mendapat teguran melalui media sosial terkait masalah TPA, yang menunjukkan betapa seriusnya isu ini di mata publik. Dengan pendekatan yang terstruktur mulai dari edukasi, dukungan regulasi, hingga penanganan masalah TPA, diharapkan Kota Semarang bisa mencapai pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan.