Evaluasi Menyeluruh Terhadap Operator Trans Semarang: Dini Inayati Soroti Kinerja Driver usai Kecelakaan di Klipang Sendangmulyo Yang Memakan Korban Jiwa
![]() |
Dini Inayati takziah Bersama Estin Windiani ke rumah duka Ibu Sulasmi dan berbincang dengan anak dan menantu almarhum, Pak Prima dan Istri |
SEMARANG — Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang dari Fraksi PKS, Dini Inayati, mendorong evaluasi menyeluruh terhadap operator Trans Semarang, khususnya menyangkut kinerja sopir, menyusul musibah kecelakaan tunggal yang menewaskan Ibu Sulasmi (Lasmi), warga Sendangmulyo yang juga menjabat sebagai Ketua Pokja 1 PKK RW 04 Sendangmulyo.
Bu Lasmi meninggal dunia saat hendak menghadiri kegiatan PKK pada Kamis pagi.
Bu Lasmi meninggal dunia saat hendak menghadiri kegiatan PKK pada Kamis pagi.
Korban dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan, termasuk menghidupkan kembali posyandu lansia, aktif di pengajian NU dan Muhammadiyah, serta tekun membaca Al-Qur’an hingga bisa mengkhhatamkannya dalam tiga hari. Ia wafat dalam keadaan berpuasa dan menjalankan amanah sebagai warga yang berdedikasi tinggi. InsyaAllah husnul khotimah.
“Saya menyampaikan duka yang sangat mendalam. Bu Lasmi bukan hanya korban kecelakaan, tapi juga simbol perempuan yang mengabdi tanpa pamrih di tengah masyarakat.” ujar Dini.
Menurut laporan yang diterima, bus feeder Trans Semarang bernomor lambung 001 Koridor F3 (jurusan Banyumanik–Penggaron) yang dioperasikan oleh PT Semarang Pesona Semesta, menabrak almarhumah saat ia hendak mengikuti kegiatan PKK. Pihak keluarga, yang diwakili oleh anaknya, Pak Prima beserta istri, menyampaikan harapannya agar tidak ada lagi “Bu Lasmi-Bu Lasmi” berikutnya.
“Ini menjadi tamparan keras bagi sistem pelayanan publik kita. Evaluasi menyeluruh terhadap operator harus segera dilakukan. Kita tidak bisa mentolerir jika masih ada sopir yang ugal-ugalan di jalan. Banyak warga yang sudah mengeluhkan hal ini sebelumnya,” tegas Dini.
Dini juga menggarisbawahi bahwa Pemerintah Kota Semarang melalui APBD telah mengalokasikan anggaran besar untuk layanan Trans Semarang dengan skema pembayaran per kilometer tempuh. Dengan pembiayaan seperti ini, maka tanggung jawab operator dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sopir dan armada harus menjadi prioritas.
“Semua kilometer tempuh, semua ritase, sudah diperhitungkan. Maka tidak boleh ada alasan soal dikejar target atau jam istirahat. Ini bukan hanya soal teknis operasional, ini soal nyawa manusia,” lanjut Dini.
Dini menyampaikan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan BLUD Trans Semarang untuk meminta pertanggungjawaban operator dan mengevaluasinya serta memastikan adanya perbaikan menyeluruh, baik dari sisi driver, pengawasan di lapangan, maupun manajemen keselamatan transportasi lainnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, juga turut hadir ke kediaman Bu Lasmi untuk menyampaikan belasungkawa dan menyerahkan santunan dari Pemerintah Kota Semarang. Ia menyampaikan bahwa sopir yang bersangkutan telah diberhentikan dan kasusnya kini diserahkan sepenuhnya kepada proses hukum.
Sebagai penutup, Dini Inayati menyerukan agar musibah ini menjadi momentum introspeksi bersama.
“Kita tidak boleh hanya sibuk menyelesaikan dampaknya. Yang utama, kita harus cegah sejak awal. Evaluasi menyeluruh terhadap operator dan pembenahan sistem adalah langkah nyata agar tragedi serupa tidak terulang,” tutup Dini.